Ibnu Batutah (1304-1369) adalah penjelajah terbesar di bumi. Ibnu Batutah berkeliling dunia untuk menjelajahi dunia, jauh sebelum Christopher Columbus menemukan benua Amerika, dan Vasco da Gama menjelajahi dunia. di dalam buku Rihla—populer dengan Jouney; perjalanan kreatif—, selama tiga puluh tahun ia mengunjungi berbagai daerah yang tersebar dari Timur dan Barat, Selatan hingga Utara, baik komunitas Muslim maupun non-Muslim.
Menurut data para sejarawan, perjalanan Ibnu Batutah sekitar 120.000 km (75.000 mil). Yang dilakukan pada abad ke-14. Dokumentasi geografis yang ditulis dan diilustrasikan oleh Ibnu Batutah sangat dihargai. Dalam kunjungannya ke berbagai negara, ia menemukan kemajuan Islam di bidang sains, dan juga di bidang teknologi. Ini juga menggambarkan sosiologis masyarakat.
Jauh sebelumnya, di era dinasti Abbasiyah. Peradaban Islam terbentuk. Kepemimpinan al-Ma’mun putra Harun Al Rasyid, dunia Islam cukup maju dan cepat. Khalifah al-Ma’mun adalah orang yang mencintai dunia pendidikan. Peradaban Islam di bidang ilmu pengetahuan, mencapai pusat emasnya dan harum seantero dunia, pada masa kepemimpinannya.
Khalifah mencintai dunia filsafat. Era Khalifah al-Ma’mun, penerjemahan buku-buku filsafat Yunani dan Babilonia ke dalam bahasa Arab didorong. Ia bahkan mendirikan Baitul Hikmah – pusat penerjemahan – yang diisi oleh Muslim dan non-Muslim. Pada masa itu juga terdapat perpustakaan besar yang berpusat di Bagdad. Di dalamnya terdapat berbagai lintas pengetahuan; sains, astronomi, hingga humaniora.
Pada era sebelumnya banyak lahir ilmuwan muslim, dimulai dari sosok Ilmu Sina yang ahli dalam ilmu kedokteran. Ada nama Al Khawarizmi yang ahli di bidang Fisika. Ada pula sosok Al Battani yang ahli dalam bidang matematika dan astronomi. Bahkan beberapa cendekiawan muslim lainnya, yang ahli dalam ilmu pengetahuan.
Namun baru-baru ini menjelaskan situasi sebaliknya. Sekarang, dan beberapa abad sebelumnya, sains dikuasai oleh non-Muslim. Negara Eropa dan mayoritas negara non muslim yang menguasai ilmu pengetahuan. Hal ini berdampak pada menurunnya perkembangan ilmu pengetahuan di kalangan umat Islam dan menurunnya minat untuk mempelajari ilmu pengetahuan.
Terlihat dalam survei kualitas pendidikan yang dikeluarkan oleh Program for International Student Assessment (PISA), bahwa minat belajar sains Indonesia adalah 72 dari 77 negara. Artinya, dalam survei ini, Indonesia paling rendah permintaannya untuk belajar sains.
Tentu saja fenomena ini sangat mengejutkan. Alasannya, dalam Islam terdapat beberapa ayat Al-Qur’an yang memotivasi umat manusia untuk mengkaji dan meneliti terkait fenomena alam. Guru Besar Antropologi Kesehatan UIN Jakarta, Profesor Rusmin Tumanggor menjelaskan bahwa agama harus menjadi dasar untuk mempelajari kehidupan alam dan alam gaib.
“Dan ketika belajar tentunya masih ada dasar syariatnya. Tentang apa yang dianjurkan, apa yang dilarang, semuanya ada di dalam Alquran itu sendiri,” kata Profesor Rusmin, Kamis (5/8).
Al-Quran sebagai wahyu yang diturunkan dari Tuhan, menyebarkan informasi tentang alam semesta dalam berbagai ayatnya. Apa yang ada di bumi dan di langit, Al-Qur’an menjelaskan banyak fenomena matahari, bulan dan bumi. Di dalam Al-Qur’an setidaknya ada 20 ayat yang berbicara tentang matahari. Ada juga 463 ayat yang menjelaskan istilah bumi. Selain itu, setidaknya ada 5 ayat, tentang bulan.
Ini semua adalah fenomena alam yang harus diperhatikan orang. Pernyataan ini, kata Profesor Rusmin, sebagaimana termuat dalam Al-Qur’an Yunus ayat 101:
Katakanlah: “Lihatlah apa yang ada di langit dan di bumi, dan tanda-tanda dan peringatan apa yang tidak berguna bagi orang-orang yang tidak beriman.”
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Waspadalah terhadap apa yang ada di langit dan di bumi!” Tanda-tanda (kebesaran Allah) dan peringatan itu (untuk menghindari azab Allah) dari orang-orang kafir tidak ada gunanya tidak.”
“Sudah menjadi metodologi manusia untuk mendalami mata pelajaran utama (ilmu) langit dan bumi,” lanjutnya. Menurut para ahli Antropologi Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, wilayah kajian ilmiah adalah wilayah yang diberi tanda-tanda dalam kitab suci Al-Quran. Pasalnya, dalam Islam terdapat ayat-ayat yang mengandung ruh dan ruh ilmu.
Lebih lanjut Profesor Rusmin menyatakan bahwa kajian dan metodologi ilmu tidak lepas dari induknya, yaitu; Al-Qur’an dan Hadist. Meskipun di dalam Al-Qur’an tidak sepenuhnya termuat dalam teori ilmu pengetahuan. Misalnya, tutorial membuat mobil, ponsel, dan aplikasi. Juga, prosedur untuk menghasilkan listrik dari sinar matahari dan air tidak dijelaskan dengan jelas dalam Al Qur’an.
Namun, Al-Qur’an memberikan semangat kepada manusia. “Semangat yang terkandung dalam Alquran mengajak manusia untuk berpikir,” imbuhnya. Bahkan dalam beberapa ayat yang menjelaskan sedikit tentang matahari, bulan, bumi dan tata surya. Inilah semangat yang harus dicari dan dipikirkan orang. Alasannya, Tuhan menyuruh manusia untuk memikirkan alam semesta dan isinya. Sebagaimana firman Allah dalam ayat Al-Qur’an yang berbunyi;
semoga kamu bijak
“jadi kamu mengerti”
mungkin kau mengira
“untuk membuatmu berpikir”
Menurut Profesor Rusmin, orang-orang cerdas yang disebut ahli, mengembangkan pemikiran-pemikiran tersebut. Kemudian pahami, penggunaan akal. “Inilah bidang ilmunya. Yang merasionalisasi dan mencari metodologi ilmiah,” ujar pria yang menyelesaikan doktornya di Universitas Indonesia ini.
Harus diakui bahwa hubungan antara sains dan agama tidaklah sederhana. Ian G. Barbour, dalam buku Isu dalam Sains dan Agama, setidaknya sebutkan Ada 4 pola hubungan antara agama dan sains, yaitu Konflik (berlawanan), Mandiri (masing-masing menyendiri), Dialog (komunikasi) atau Integrasi (bersatu dan bersinergi).
Amin Abdullah Dialog nalar agama dan ilmu pengetahuan modern di tengah pandemi Covid-19, menyebutkan bahwa kesepakatan antara sains dan agama adalah dialog, dan jauh lebih baik jika dapat berbentuk integrasi.
Pasalnya, jika hubungan antara sains dan agama dibangun atas dasar gaya Konflik dan Kemerdekaan, maka yang terjadi adalah tidak nyaman menjalani kehidupan yang semakin kompleks. Selanjutnya, hubungan yang tidak harmonis dalam ilmu dan agama akan menjadi resiko dan jebakan yang besar. “Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dibutuhkan di dunia, dengan catatan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan manusia,” jelasnya seraya menjelaskan urgensi ilmu di era sekarang ini.
Tips belajar sains untuk anak kecil
Selanjutnya penulis Isu Sosial Budaya dalam Pembangunan Kesehatan di Indonesia, Bahkan ini berbagi tips agar anak muda semangat belajar IPA. Ia juga mendorong kaum muda Muslim untuk belajar sains. Karena kemaslahatan ilmu dan agama merupakan keniscayaan di zaman modern ini.
Kiat-kiat bagi kaum muda untuk belajar sains adalah sebagai berikut. Pertama, kaum muda harus memahami bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. Dalam berbagai literatur Al-Qur’an dan hadits, Nabi banyak berbicara tentang manfaat dan kewajiban mempelajari ilmu pengetahuan.
Di antara ayat Al-Qur’an yang menjelaskan pentingnya mencari ilmu adalah surah al-Maidah [5]: 11 selanjutnya:
ا ٱلَّذِينَ امَنُوٓا۟ ا لَ لَكُمْ ا۟ لْمَجَٰلِسِ ا۟ للَّهُ لَكُمْ ا لَ ا لَّهُ لَّذِينَ امَنُوا۟ لَّذِينَ ا۟ لَّهُ لَّذِينَ امَنُوا۟ لَّذِينَ ا۟
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu diberitahu; Luangkan waktu Anda dalam pertemuan, lalu santai saja dan Tuhan akan memberi Anda waktu. Dan jika dikatakan; Berdirilah, lalu berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu. Dan Allah lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Mengenai hadits Nabi SAW yang menjelaskan tentang pentingnya dan kewajiban menuntut ilmu, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn ‘Abd al-Bar, Nabi SAW bersabda:
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan.”
Kedua, peribahasa Arab mengatakan bahwa pemuda yang baik adalah orang yang mau menuntut ilmu dan bertakwa. Ada juga pepatah lain yang mengatakan bahwa pemuda yang hebat bukanlah yang mengatakan itu adalah ayahku, tetapi yang mengatakan itu adalah aku.
“Mencari ilmu, berbakti kepada orang tua, berbakti kepada negara. Ini harus menjadi dasar semangat anak muda untuk belajar,” imbuhnya.
Pasalnya, ada pepatah Arab yang mengatakan bahwa manfaat dan urgensi ilmu dalam Islam. Pepatah menjelaskan bahwa salah satu kemuliaan seseorang adalah karena ilmu yang dimilikinya.
Kehidupan pemuda dan Tuhan adalah dengan ilmu dan ketakwaan #jika tidak mempertimbangkan diri sendiri
“Hidup seseorang – demi Tuhan – ditentukan oleh pengetahuan dan ketakwaan
Jika keduanya sudah tidak ada lagi, maka tidak ada lagi kebanggaan dalam dirinya.”
“Jadi apa yang dimaksud dengan ilmu. Ilmu kehidupan di bumi, ilmu akhirat yang dituntut dengan baik, adalah ciri-ciri muslim yang baik. Sungguh generasi yang akan membela agama dan kesempurnaan negara,” kata Profesor Rusmin di sela-sela obrolan usai memberikan materi dalam FGD isu Syariah; Pengawasan Ruqyah Syariyah oleh Negara di Jakarta Kamis (4/8).
Lebih lanjut, menurut guru besar antropologi kesehatan ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dibutuhkan di dunia, dengan memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Misalnya, telepon dan telepon genggam membantu orang untuk berkomunikasi. Begitu juga dengan pesawat terbang, memudahkan orang untuk bertransportasi. Semua kemudahan berkat ilmu.
“Namun, penting untuk diingat bahwa sains tidak boleh terfokus pada hal-hal negatif. Jika diarahkan pada hal-hal yang buruk, maka akan menimbulkan bencana bagi umat manusia,” pungkasnya.