5 Tingkatan Toleransi Menurut Lukman Hakim Saifuddin

Toleransi adalah sesuatu yang harus tetap dipertahankan di tengah keragaman yang telah menjadi sunnatullah. Karena hanya dengan toleransi keragaman bisa menjadi indah, bukan memecah belah. Berdasarkan Lukman Hakim Saifuddinada lima tingkat toleransi yang dilalui seseorang sebelum mencapai tingkat tertinggi.

Pertama, sadarilah perbedaan. Tingkat toleransi yang paling awal adalah munculnya kesadaran diri bahwa manusia hidup di tengah keragaman. Ada begitu banyak perbedaan yang ada dalam berbagai bentuk di sekitar kita. Agama, suku, pandangan politik, pemahaman agama, dan sebagainya. Tanpa kesadaran akan keberagaman, seseorang akan sulit menjadi pribadi yang toleran. Kesadaran ini juga menjadi modal utama untuk bisa mencapai tingkat toleransi yang lebih tinggi.

Kedua, mau belajar dan memahami perbedaan. Setelah menyadari perbedaan, tahap selanjutnya adalah munculnya kemauan untuk belajar dan memahami perbedaan. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman yang bisa berujung pada gesekan. Kecurigaan terhadap perbedaan seringkali muncul karena mereka enggan mempelajari perbedaan tersebut. Sehingga menyebabkan seseorang terjebak dalam prasangka.

Ketiga, adanya rasa saling menghormati dan menghargai. Rasa ini muncul sebagai hasil dari belajar dan memahami perbedaan. Tidak ada lagi saling curiga, semua pihak bisa saling menghargai dan menghormati pilihan masing-masing. Di sini, Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa menghormati tidak sama dengan menyetujui. Ketika seseorang menghargai pilihan orang lain, bukan berarti dia setuju.

Yang dimaksud dengan menghargai dan menghormati pilihan orang lain bukanlah memaksa mereka untuk sama dengan kita. Adalah baik untuk percaya bahwa pilihan kita adalah yang paling benar, tetapi itu tidak berarti bahwa kita dapat memaksa orang untuk setuju dengan pilihan kita. Sebaliknya, orang lain tidak bisa memaksa kita untuk setuju dengan pilihan mereka. Cukup hargai satu sama lain dan hormati pilihan masing-masing.

Keempat, memfasilitasi mereka yang berbeda. Setelah mampu menghargai dan menghormati, tahap selanjutnya adalah membantu memberikan fasilitas yang layak bagi mereka yang berbeda. Sekalipun kita tidak bisa memfasilitasi, setidaknya kita tidak boleh menghalangi atau mempersulit mereka untuk menjalankan pilihannya.

Terakhir, level tertinggi bersedia bersinergi. Pada titik ini, perbedaan antara masing-masing sama sekali tidak berarti. Alih-alih berfokus pada perbedaan, seseorang yang telah mencapai tingkat toleransi ini lebih berfokus pada tujuan bersama yang lebih besar.

Inilah lima tingkat toleransi menurut Lukman Hakim Saifuddin. Dia mengirimkan materi ini ketika dia menjadi tamu undangan di forum masalah prioritas Majelis Nasional (TUNAS) Gusdurian 2022 akhir pekan lalu Ia juga menambahkan bahwa toleransi adalah suatu keharusan bagi setiap orang. Setidaknya ada dua alasan. Pertama, karena perbedaan adalah keniscayaan. Dan kedua, manusia adalah makhluk sosial, yang mau tidak mau akan menghadapi berbagai perbedaan dalam interaksinya satu sama lain. [NH]

About Admin

Check Also

Reuni Akbar Alumni Pondok Ngruki: Saya Terenyuh Melihat Ustadz Ba’asyir Ikut Upacara Bendera

Pondok Islam Al-Mukmin Ngruki menggelar upacara bendera pada Rabu (17/8/2022) dalam rangka HUT ke-77 Kemerdekaan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *